BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di daerah Kampung Bebedahan, Desa
Wanamekar, kec Wanaraja RT/02 RW/10 Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut 44183, terjadi
pewarisan budaya Bahasa sunda yang sangat baik secara turun temurun dari nenek
moyang sampai kepada kita semua. Akan tetapi dengan perubahan zaman terjadi perubahan budaya dan pncampuran
budaya sehingga menciptakan budaya baru seperti, perubahan permainan yang
tadinya permainan tradsional menjadi modern, gaya rambut yang lebih bervariasi,
serta Bahasa yang sudah bercampur aduk dengan Bahasa modern. Tidak hanya itu
saja moral pun ikut berubah dengan seiringnya waktu dan sangat memperihatinan
seperti, anak kecil yang melawan kepada orang tuanya, murid menganiaya gurunya
sendiri, anak dibawah umur sudah merokok ataupun menonton video yang tidak
patut untuk seusianya, pelecehan seksual dibawah umur, serta pernikahan dini.
Melihat realita bahwa di daerah
kampung Bebedahan adalah bangsa yang
ramah tamah, terlihat adanya menghormati terhadap orang yang lebih tua dan
saling menyapa ketika berpapasan juga terlihat gotong royongnya. Berbagai
budaya dan tradisi yang sangat unikTiap suku bangsa inilah yang kemudian
mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah
satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia,
suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain.
Keunikan kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka
miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
Dan yang mencerminkan keramah tamahannya itu adalah dari Bahasa yang
diucapkannya.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Perkembangan
Bahasa Sunda di jaman sekarang
b.
Upaya
melestarikan Bahasa Sunda Supaya diwariskan dari generasi ke generasi
c.
Tingkat
moral didaerah kampung Bebedahan sangat menurun.
d.
Kurangnya
menyaring budaya dengan baik
e.
Kebiasaan
berbahasa yang kurang baik
f.
Kalangan
muda yang banyak terjerumus kedalam dunia narkoba dan alcohol
1.3 Tujuan Pembahasan
a.
Untuk
meningkatkan moral yang lebih baik dalam sebuah pergaulan
b.
Supaya
masyarakat di kampung Bebedahan bias memilah dan memilih Bahasa yang baik dan
benar
c.
Untuk
memperbaik kebiasaan berbahasa yang kurang baik
d.
Unutk
mencegah kalangan muda masuk kedalam dunia narkoba dan alkohol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bahasa
Macam-macam pengertian
Bahasa :
a. DEPDIKNAS 2005Bahasa
merupakan sebuah ucapan yang berasal dari perasaan serta pikiran manusia yang
disampaikan secara teratur dan dengan memakai bunyi sebagai mediumnya.
b. Harun Rasyid, Mansyur dan SuratnoBahasa ialah struktur serta makna yang terbebas dari
penggunanya sebagai sebuah tanda guna menyimpulkan maksud dan tujuannya.
c. Hasan AlwiBahasa
merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer dimana dapat untuk dimanfaatkan
semua orang dalam berinteraksi, bekerjasama, serta mengenali diri terhadap
percakapan yang baik serta tingkah laku dan sopan santun.
d. Bill AdamsBahasa
merupakan sistem pengembangan psikologi setiap individu dalam konteks yang
intersubjektif.
e. WittgensteinBahasa ialah sebuah bentuk pemikiran yang dapat untuk dipahami serta
mempunyai suatu hubungan dengan kenyataan, memiliki struktur, serta bentuk yang
logis.
2.2 Bahasa Daerah
Bahasa daerah atau yang biasa juga
disebut dialek, adalah sebuah bahasa yang digunakan di dalam suatu wilayah
negara pada sebuah regional yang relatif kecil jika dibanding dengan negara itu
sendiri.
Hukum internasional sendiri telah
banyak membahas mengenai definisi dari bahasa daerah dan mendapatkan rumusan
sebagai berikut.
Bahasa daerah adalah bahasa yang
berbeda dari bahasa resmi suatu negara dan dipergunakan oleh sebagian warga
dari negara tersebut. Bahasa daerah disebut juga sebagai bahasa tradisional,
bahasa ibu atau bahasa etnik.
Salah satu Bahasa daerah adalah Bahasa
Sunda. Bahasa Sunda ialah bahasa tradisional dari suku Sunda yang populasinya
berada di Jawa Barat, Jakarta, Banten dan sedikit di wilayah Jawa Tengah.
Bahasa Sunda termasuk di dalam rumpun bahasa Melayu Polinesia dan merupakan salah
satu cabang dari bahasa Austronesia. Bahasa Sunda berkerabat dekat dengan
bahasa Baduy. Keduanya adalah bahasa dari rumpun Sunda yang masuk ke dalam
rumpun Melayu Sumbawa.
2.3 Sunda
Sunda berasal dari kata Su = Bagus/ Baik, segala sesuatu yang mengandung
unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan
sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud
adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan
pinter (pandai/ cerdas) yang sudah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara sampai
ke Pakuan Pajajaran, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000
tahun .
Istilah Sunda kemungkinan juga berasal dari bahasa Sansekerta yakni sund atau suddha yang berarti bersinar, terang, atau putih. Dalam bahasa Jawa kuno (Kawi) dan bahasa Bali dikenal juga istilah Sunda dalam pengertian yang sama yakni bersih, suci, murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, dan waspada.
Istilah Sunda kemungkinan juga berasal dari bahasa Sansekerta yakni sund atau suddha yang berarti bersinar, terang, atau putih. Dalam bahasa Jawa kuno (Kawi) dan bahasa Bali dikenal juga istilah Sunda dalam pengertian yang sama yakni bersih, suci, murni, tak bercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, dan waspada.
Orang Sunda adalah orang yang dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya
Sunda dan dalam hidupnya menghayati serta mempergunakan norma-norma dan
nilai-nilai budaya Sunda. Dalam hal ini tempat tinggal, kehidupan sosial budaya
dan sikap orangnya yang dianggap penting. Bisa saja seseorang yang orang tuanya
atau leluhurnya orang Sunda, menjadi bukan orang Sunda karena ia atau mereka
tidak mengenal, menghayati, dan mempergunakan norma-norma dan nilai-nilai
sosial budaya Sunda dalam hidupnya . Dalam konteks ini, istilah Sunda, juga
dikaitkan secara erat dengan pengertian kebudayaan. Bahwa ada yang dinamakan
Kebudayaan Sunda, yaitu kebudayaan yang hidup, tumbuh, dan berkembang di
kalangan orang Sunda yang pada umumnya berdomosili di Tanah Sunda. Dalam tata
kehidupan sosial budaya Indonesia digolongkan ke dalam kebudayaan daerah. Dan
salah satu kebudayaan Sunda adalah Bahasa Sunda.
Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan
santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah
senyum, lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah cermin budaya dan
kultur masyarakat sunda. Di dalam bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan
bahasa halus untuk orang tua.
Bahasa Sunda (Basa Sunda, dalam aksara Sunda ditulis adalah sebuah
bahasa dari cabang Melayu-Polinesiadalam rumpun
bahasa Austronesia.
Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 42 juta orang dan merupakan bahasa Ibu
dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir
seluruh provinsi Jawa Barat dan Banten, serta wilayah barat Jawa Tengah mulai dari Kali Brebes (Sungai
Cipamali) di wilayah Kabupaten Brebes dan Kali Serayu (Sungai Ciserayu) di Kabupaten Cilacap, di sebagian kawasan Jakarta, serta di seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi
daerah urbanisasi Suku Sunda.
Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa.
Bahasa Sunda Kuno adalah bentuk bahasa Sunda yang
ditemukan pada beberapa catatan tertulis, baik di batu (prasasti) maupun
lembaran daun kering (lontar). Tidak diketahui apakah
bahasa ini adalah dialek tersendiri atau merupakan bentuk yang menjadi
pendahulu bahasa Sunda modern. Sedikitnya literatur berbahasa Sunda menyulitkan
kajian linguistik varian bahasa ini.
2.4 Sejarah Dan Penyebaran Bahasa
Sunda
Bahasa Sunda terutama dipertuturkan di
sebelah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda (Pasundan). Namun, bahasa Sunda juga
dipertuturkan di bagian barat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap, dikarenakan wilayah ini dahulunya
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Banyak nama-nama tempat di Cilacap
yang masih merupakan nama Sunda dan bukan nama Jawa seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya.
Selain itu menurut beberapa pakar
bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturannya sampai di
sekitar Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama "Dieng"
yang dianggap sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang
merupakan kata bahasa Sunda Kuno). Seiring transmigrasi dan imigrasi yang dilakukan etnis
Sunda, penutur bahasa ini telah menyebar sampai ke luar pulau Jawa.
Misalkan di Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara dimana penduduk etnis Sunda
dengan jumlah signifikan menetap di daerah luar Pasundan tersebut.
Karena pengaruh budaya Jawa pada masa kekuasaan kerajaan Mataram-Islam, bahasa Sunda terutama di
wilayah Parahyangan mengenal undak-usuk atau
tingkatan berbahasa, mulai dari bahasa halus, bahasa loma/lancaran,
hingga bahasa kasar. Namun, di wilayah-wilayah pedesaan/pegunungan dan
mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda loma (bagi orang-orang
daerah Bandung terdengar kasar) tetap dominan. Di bawah ini disajikan beberapa
contoh.
2.5 Macam-Macam Bahasa Sunda
Pada tata bahasa sunda, penggunaan
bahasa tergantung tujuan kepada siapa kita berbicara,, ada beberapa bagian yang
biasa digunakan yaitu :
a. Basa
budak : bahasa kanak-kanak, biasa digunakan oleh anak-anak atau orangtua yang
berbicara pada anak-anak contohnya bobo (tidur), emam (makan), ibak (mandi) ,
papah (berjalan) dll.
b. Basa loma : bahasa yang biasa digunakan dala
pergaulan, kata-kata yang digunakan biasanya termasuk kata kasar tetapi oleh
penerima tidak dianggap merendahkan.
c. Basa kasar : digunakan oleh rakyat banyak
sehari-hari yang menurut bahasa memakai kata-kata yang tergolong kasar atau
tidak sopan, biasa digunakan oleh orang yang tidak pernah belajar undak usuk
basa.
d. Basa
lemes : bahasa halus, kata yang dipergunakan kepada orang yang lebih tua, lebih
tinggi kedudukannya, atau orang yang baru dikenal dan untuk membicarakan orang
yang dihormati.
Basa loma
|
Basa lemes
(untuk
diri sendiri)
|
Basa lemes
(untuk
orang lain)
|
Arti
|
Abus,asup
|
Lebet
|
lebet
|
Masuk
|
Acan,tacan,encan
|
Teu
acan
|
Teu
acan
|
Belum
|
Adi
|
Adi
|
Rai,rayi
|
Adik
|
Adu
|
Adu
|
Aben
|
Adu
|
Ais
|
Ais
|
Emban
|
Gendong
|
Ajang,keur,pikeun
|
Kanggo
|
Haturan,kanggo
|
Untuk,buat
|
Ajar
|
Ajar
|
Wulang,wuruk
|
Ajar
|
Aji,ngaji
|
Ngaji
|
Ngaos
|
Ngaji
|
Akang
|
Akang
|
Engkang
|
Abang
|
Aki
|
Pun
aki
|
Tuang
eyang
|
Kakek
|
BAB
III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Didaerah kampung Bebedahan, Desa Wanamekar,
kecamatan wanaraja terdapat sebuah pewarisan budaya dimana moral yang merosot,
seperti berprilaku dan berbahasa yang kurang baik. Sehingga dengan berbahsa
sunda yang turun temurun akan memperbaiki perilaku dan berbahasa yang baik dan
benar.
Tak hanya itu saja yang
terjadi akan tetapi budaya yang kurang baikpun masih melekat dan menjadi
kebiasaan bagi semua kalangan khususnya generasi muda. Oleh karena itu, sangat
penting untik memilah-milah pergaulan juga kebiasaan yang ada di masyarakat,
sehingga menciptakan generasi yang lebih baik.
Karena pergaulan
sekitar yang kurang baik banyak generasi muda yang terpengaruh oleh pengaruh
buruknya pergaulan sekitar yang membuat kalangan muda terjerumus ke dalam dunia
narkoba dan alkohol. Dengan begitu kalangan muda harus pandai-pandai memilih
pergaulan sehingga tidak terjerumus kedalam hal yang buruk dan memilih
pergaulan yang lebih bermanfaat.
Jadi, dengan
diwariskannya Bahasa Sunda secara turun temurun, yang mendapat warisan Bahasa
sunda misalnya anak – anak akan memiliki etika dan moral yang baik yang
didapatkan dari pembelajaran Bahasa sunda yang diwariskan. Mereka mendapat
moral dan etika yang baik dimulai dari Bahasa sunda yang diajarkan orang tuanya
yang dapat membentuk karakter mereka mnjadi lebih baik dengan cirinya yaitu
berbahasa yang sopan, santun yang mencerminkan perlaku yang baik.
Upaya penanggulanagan :
Dengan Melakukan hal-hal tertentu akan dapat
membentuk perilaku seseorang dengan cara seperti di bawah :
a.
Mengajari
anak dengan Bahasa Sunda yang lembut, sopan dan santun anak sejak kecil.
b.
Mendidik
anak cara berkomunikasi yang baik sejak kecil.
c.
Memberikan
contoh perilaku yang baik kepada anak, karena anak mudah mencontoh apa yang
dilakukan orang tua dan sekitarnya.
d.
Mengajarkan
etika yang baik dalam berbicara pada anak.
e.
Mengajarkan
anak Pendidikan Bahasa dengan menyekolahkannya.
f.
Membiasakan
berbicara kepada anak dengan Bahasa yang sopan dan santun sehingga si anak akan
mencontohnya.
BAB
IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Bahasa
Sunda adalah Bahasa ibu yang sangat halus dengan ciri khas lebih sopan dan
prilaku yang santun. Dengan seiringnya waktu Bahasa Sunda sedikit terlupakan
maka dari itu kita harus mengembalikan jati diri Bahasa Sunda karena Bahasa
Sunda itu jawara dalam artian juara dengan prestasi sehingga dengan
melestarikan pewarisan Bahasa Sunda berdampak sangat baik seperti berbahasa
lebih sopan, prilaku yang santun, dan bermental kuat sesuai istilah sunda “Sima
Maung” dimna Bahasa Sunda bermental jawara yaitu juara berprestasi, sedangkan
apabila kita tidak mempelajari Bahasa Sunda karakter cenderung buruk sehingga
prilaku buruk dan berbahasa yang kotor dan membentuk mental yang lemah.
DAFTAR
PUSTAKA
0 Comments