Assalamu’alaikum, Sahabat Instagram
Percaya atau nggak, dalam setiap bisnis pasti ada yang
namanya
kompetitor. Saya sudah merasakan dan menemuinya sejak 6 tahun
yang lalu.
Tapi alhamdulillah, dengan kerja keras dan rahmat dari Allah, saya
dan
Anda masih bisa melihat tujuan kita hari esok dan berjuang
mendapatkannya saat ini. Mari sejenak bersyukur.
Suatu saat, saya selalu teringat perkataan Frank Ocean…
“Nothing worth having comes so easily…”
Memang nggak ada yang mudah dalam dunia ini. Bahkan tidur
saja,
bagi sebagian orang adalah suatu masalah tersendiri. Apalagi
sukses!
Tapi, usaha akan melunturkan semua kesulitan itu. Salah satunya
adalah dengan bisnis di Instagram.
Beberapa waktu lalu di materi seminar, saya menyebutkan bahwa
Instagram memang sangat cocok untuk mereka yang memburu sukses.
Faktanya, Instagram kini menjadi social media yang paling favorit,
terutama untuk bisnis.
Dengan pengguna yang mencapai 1 milyar awal tahun ini, Instagram
menjadi platform paling diminati semua usia, mulai dari anak-anak
hingga orang tua.
Yang lebih mengejutkan lagi, pengguna Instagram paling tidak
mengikuti
atau follow minimal 1 brand. Sehingga, i juta pengguna
Instagram kini
sudah beralih ke bisnis di Instagram.
Artinya apa? Artinya Instagram adalah marketplace yang
sangat besar
dan menjanjikan. Jika 1% saja pengguna Instagram bisa didapatkan
untuk menjadi customers, artinya Anda sudah bisa memboyong 10 juta
orang.
Di Indonesia sendiri Instagram juga sudah sangat populer. Tercatat
ada
sebanyak 45 juta pengguna Instagram aktif per bulan. Saya
analogikan
lagi. Jika 1% saja pengguna Instagram di Indonesia berada dalam
radar
bisnis Anda, 450 orang sudah dalam pelukan dan siap untuk membeli
produk Anda.
Fantastis…
Permasalahannya muncul lagi. Pengguna Instagram di seluruh
Indonesia mempunyai favorit dan interest yang berbeda.
Jadi, bisa
dianalogikan mereka merupakan mahasiswa yang terpisah dalam
beberapa kelas dengan mempunyai jurusan yang berbeda satu sama
lainnya.
Dalam setiap kelas, mahasiswa akan berperilaku sesuai dengan jurusan
itu. Contohnya saja, mahasiswa kelas biologi akan berbicara
tentang
makhluk hidup; kelas kimia akan berbincang masalah molekul,
senyawa,
unsur dan lainnya; sementara kelas sastra akan meneliti karya dan
menciptakan karya.
Sama dengan pengguna Instagram. Mereka terpisah dalam beberapa
niche yang berbeda, seperti fashion, travel, kuliner, kesehatan, dll.
Dan
tentunya dalam setiap niche, terbagi dalam beberapa jenis pengguna
Instagram, menurut umur, gender dan lainnya.
Pembagian pengguna Instagram menurut demografi seperti umur,
gender, interest, pekerjaan, lokasi dan unsur sosial lainnya inilah
yang
disebut dengan buyer persona.
Dalam Instagram, saya pernah bilang kalau Anda perlu banget untuk
menentukan niche; jika produk saja butuh spesifik,
customer dan target
juga harus spesifik.
Tujuannya nggak lain dan nggak salah adalah untuk
memberikan hasil
yang maksimal dan memudahkan dalam pembuatan
strategi
marketing.
Tanpa kebanyakan basa-basi lagi, saya akan memberikan beberapa
tips
dasar untuk mendapatkan buyer persona.
#1 Tentukan Target yang Lebih Luas!
Buyer persona adalah buyer yang berkonsentrasi pada niche
tertentu
dengan batasan dan limitasi demografi; tentunya bersifat sangat
spesifik.
Bukan berarti bahwa Anda akan langsung menentukan target yang
sangat spesifik. Namun, Anda perlu untuk memberikan generalisasi
tentang target yang lebih luas.
Kenapa sih?
Ya tentu saja, Anda nggak akan bisa menentukan buyer yang
lebih
spesifik jika generalisasi masih belum bisa dicapai. Anda nggak akan
bisa nemu gagang payung jika payungnya saja nggak Anda
temukan
dulu.
Contoh saja, Anda sudah punya produk yaitu sepatu pantofel.
Tentunya
Anda akan melakukan brainstorm tentang siapa yang butuh
sepatu itu,
apa pekerjaan mereka, dimana mereka tinggal, mengapa mereka
memilih sepatu itu, dll.
Dengan begini, Anda bisa menentukan dengan tepat siapa buyer
persona bagi bisnis Instagram Anda.
#2 Teliti Lebih Dalam Lagi tentang Fokus Mereka!
Setelah Anda tahu dan berhasil menentukan generalisasi hingga
buyer
yang lebih spesifik, kini ada tugas yang lebih sulit.
Anda harus menentukan apa yang mereka cari dari sebuah produk dan
seberapa besar fokus mereka pada produk itu.
Memang Anda nggak akan bisa mengira; dengan begini, data
yang valid
benar-benar dibutuhkan. Terus dengan cara apa Anda bisa
mendapatkan data ini?
Anda pernah tahu Toluna, Survey Monkey, dan website survey
online
lainnya? Apa tujuan mereka?
Jelas untuk mendapatkan data tentang customer mereka. Mereka
membayar dan mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk
mendapatkan data itu.
Lalu, gimana dengan Anda? Apa Anda mau membakar
uang yang
banyak untuk mendapatkan data yang valid itu?
Dengan begini, Anda bisa melakukan riset kecil-kecilan melalui
akun
Instagram sendiri.
Dalam materi sebelumnya (Posting Timing dalam pembelajaran
5),
saya sudah menjelaskan tentang Instagram Insight; dan fitur itu
bisa
Anda gunakan untuk riset ini.
Jika belum lengkap, Anda bisa stalking followers Anda dan
terjun lebih
jauh tentang topic yang selalu mereka bicarakan. Saya menyarankan
untuk menggunakan juga social media lainnya sebagai tool untuk
mengumpulkan informasi tentang topic yang menjadi fokus para
followers Anda.
Untuk memberikan alasan yang kuat tentang kelebihan produk, Anda
bisa menggunakan form seperti ini:
Produk
|
Sepatu
|
Brand
|
New Balance Outlet
|
Kelebihan
|
Sepatu berkualitas tinggi;
Cocok untuk remaja yang sportif;
Harga terjangkau;
Endure & Stylish
|
Anda sudah berhasil mengumpulkan data yang Anda perlukan. Kini
pelajari lagi semua hal tentang mereka, termasuk juga behaviour atau
perilaku mereka. Kenali apa yang mereka suka dan nggak suka.
Termasuk garis besar apa yang mereka bicarakan setiap waktu
sebagai
fokus mereka.
Meskipun Anda sudah menentukan target dalam suatu kolam tertentu,
pasti mereka berbeda satu dengan lainnya. Meskipun dalam satu
sanggar olahraga, para pembeli Anda memiliki keinginan dan
ketertarikan yang berbeda-beda.
Apalagi bicara masalah wanita. Bahkan saudara kandung saja
biasanya
memiliki selera yang berbeda. Selera sama tapi style berbeda.
Jadi, tentukan semua spesifikasi tentang target Anda.
Paling nggak, sertakan 3 jenis fokus utama! Contoh:
Pembeli A
|
Pembeli B
|
Pembeli C
|
Perempuan,
remaja/kuliah, atlit
|
Perempuan, 20-30 an,
bisnis
|
Perempuan, 30-35 an,
ibu rumah tangga
|
Kesukaaan: Yoga,
Anjing, dan dating
malam hari
|
Kesukaan: Pariwisata,
yoga, tim olahraga
|
Kesukaan: wisata
domestik, tim
olahraga, traveliing
|
Nggak suka: macet,
barang kualitas
rendah, aktivitas pagi
|
Nggak suka: layanan
jelek, pesawat yang
ditunda
|
Nggak suka: gemuk,
biaya tersembunyi,
biaya kursus yang
nggak jelas
|
Topic: Peliharaan,
keluarga, rekan satu
tim
|
Topic: makan di luar,
travel, jadwal
pertandingan
olahraga
|
Topic: Golf, maraton
dan anak
|
Dengan data ini saya yakin Anda bisa menentukan apa yang menjadi
fokus dalam produksi produk yang sesuai dengan target market.
Tips: perluas fokus market Anda. Saat Anda menemukan pengguna
Instagram yang membicarakan tentang produk dan kualitas yang
berhubungan dengan produk Anda, pelajari lebih jauh dan dalam
tentang siapa dia, apa yang dia jadikan sebagai fokus.
Tarik kesimpulan dari fokus tersebut untuk menentukan fokus yang
lebih
umum dari fokus itu. Jangan hanya terpaku pada sebagian pembeli
saja
karena itu akan membuat Anda nggak maksimal!
Dengan begini, Anda sudah saya anggap siap untuk berjuang dan
bersaing dengan para kompetitor Anda di Instagram!
0 Comments