Assalamu’alaikum,
Sahabat Instagram
Saya
ingat perjuangan saat masa-masa sulit datang, saat harapan
hanya
sekedar harapan, saat tertutup mata ini karena panjangnya
proses
marketing.
Namun,
alhamdulillah saya masih diberikan kekuatan oleh Allah
sehingga
bisa memberikan pengalaman kepada Anda. Mari kita
bersyukur
sejenak dan berdoa agar nikmat ini bisa selalu hadir dalam
hidup
dan bisnis kita.
Panjangnya
perjalanan pembeli untuk benar-benar mengeluarkan uang
dan
memilih produk kita sebagai solusi masalah mereka.
Saya
optimis dan percaya diri banget saat pertama kali bisa menemukan
buyer
persona (materi 6) lengkap dengan kolamnya.
Bahagia banget
saat
itu karena dalam benak saya, pembeli akan langsung order dan
saya
bisa kebanjiran order hingga sibuk bekerja siang malam untuk
melayani
mereka.
Proverb
yang selalu saya pegang dalam menjalankan bisnis
adalah…
“Optimism
is the lead of achievement. Nothing can be done without
hope
and confidence…”
~ Helen
Keller
Namun,
saat itu juga saya langsung down karena kenyataan nggak
sama
dengan ekspektasi. Nggak ada yang order sama sekali.
Saya
menganggap pembeli ini akan segera datang kepada kita setelah
adanya
konten dan optimasi yang sudah kita lakukan. Ternyata itu
semua
salah!
Anda
harus mengerti kalau mereka tidak akan mengeluarkan biaya
tanpa
adanya rasa percaya pada brand.
Bahkan
parahnya, ketika saya masih baru terjun ke dunia bisnis, saya
sering
banget mengeluh karena belum kunjung mendapat customer.
Padahal
saya sudah melakukan banyak hal. Membuat konten, bekerja
sama
dengan akun lainnya dalam pods, hingga beli followers Instagram.
Dengan
harapan polos saya menyatakan untuk mendapatkan customer
yang
mereka tuju dengan cepat. Bahkan lebih parah lagi, saya dulu
sempat
menganggap bahwa dengan mempunyai banyak followers itu
sudah
cukup karena mereka akan membuka peluang agar bisnis online
tersebut
bisa berkembang.
Faktanya
begini, followers yang kita dapatkan itu masih sangat umum.
Dan
itulah kenapa saya memberikan saran dalam materi sebelumnya
untuk
melakukan analisa tentang siapa followers Anda dan mulai
mempelajari
beberapa aspek melekat pada mereka.
Dan
ternyata setelah analisa itu, Anda mendapatkan followers yang
memang
benar-benar menjadi fans dan mereka yang hanya sekedar
bermain.
Betul?
Jadi,
saat Anda membantah kenyataan ini berarti Anda masih belum
punya
pengetahuan yang cukup. Karena pada dasarnya, market itu
punya
tingkatan yang menentukan perilaku atau behaviour mereka. Jadi,
saya
dulu pernah bilang kenapa ada followers dan fans, padahal
kebanyakan
orang menganggap bahwa mereka berdua itu sama aja.
Jadi,
saya akan mengajak Anda menyelam dalam Funnel Instagram
Market.
Well,
seperti yang saya jelaskan tadi, followers dan fans memiliki
tingkatan
tertentu untuk menjadi customers. Sehingga, saya mau
tekankan
bahwa untuk mencapai customers itu butuh proses.
Secara
hierarkis, ada 4 tahap penting dalam sebuah Funnel.
#1
Awareness Stage (Tahap Kesadaran)
Pada
tahap pertama ini, Anda mungkin sudah kenal dengan sangat baik.
Untuk
menjadi sebuah bisnis yang besar, tentu Anda juga butuh dikenal
banyak
orang. Tidak mungkin adanya bisnis raksasa lepas dari peran
kesadaran
masyarakat bahwa bisnis itu memang ada di tengah-tengah
kehidupan
mereka.
Lalu,
ujung dari materi yang pernah kita bahas dalam beberapa modul
tidak
lain adalah untuk beberapa tujuan pokok, termasuk dalam
awareness
ini. Optimasi akun, optimasi konten, dan bahkan strategi
pasar
dan audience itu juga bermuara pada awareness.
Sehingga,
jika Anda sudah memiliki banyak sekali followers, tentunya
bisnis
Anda untuk mengatasi masalah awareness ini akan semakin
mudah.
Anda sudah mendapat followers yang setiap saat akan melihat
dan
menerima notifikasi tentang apa yang Anda lakukan.
Jadi,
Anda hanya perlu perkenalkan diri Anda dan apa kelebihan Anda
dibandingkan
dengan bisnis lain yang serupa atau kompetitor Anda.
Jaring
mereka dengan pelayanan dan konten yang memanjakan mata
sehingga
mereka tidak akan lari dari Anda.
Banyak
orang yang mengaku bahwa meningkatkan dan bahkan
memulai
suatu awareness stage ini sulit. Namun, beruntung bagi Anda
disini.
Anda hanya perlu kembali ke Modul Optimasi Konten sehingga
Anda
akan mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi dalam
mendapatkan
customers dan menggiring mereka pada tahap utama ini.
#2
Engagement Stage (Tahap Interaksi)
Ketika
Anda sudah berhasil merumuskan siapa followers dan fans dan
Anda
berhasil menghipnotis mereka dengan konten yang berkualitas,
sekarang
saatnya untuk menjaga mereka dalam dekapan Anda.
Tentu
Anda tidak mau kehilangan customers, satu pun, mengingat
perjuangan
Anda yang begitu berat. Jadi, satu customers sangat berarti
untuk
perkembangan bisnis Anda agar tetap eksis.
Caranya,
Anda harus tetap memeluk mereka erat-erat. Buat mereka
selalu
jatuh cinta dengan Anda!
Anda
sudah punya pacar? Jika sudah, pacar Anda tidak akan rela jika
Anda
cuek. Mereka butuh perhatian, mereka hidup. Dan lebih
pentingnya,
mereka butuh Anda untuk membuat kehidupan mereka
bahagia.
Sama
dengan customer. Mereka butuh perhatian Anda. Jangan pernah
sedikitpun
mengabaikan mereka. Saat mereka merasa tidak
diperhatikan,
kabur dan mencari yang lain adalah alternatif dan pilihan
terbaik
mereka.
Bagaimana
Anda memberikan perhatian pada followers, fans, dan
customers?
Tentu
saja dengan beberapa cara. Pertama, pastikan Anda selalu
konsisten
untuk memberikan konten terbaik. Konsistensi ini yang
menandakan
bahwa Anda masih eksis. Mengenai konten, Anda bisa
menggunakan
trik dan panduan yang sudah saya kasih pada Modul
Dua:
Optimasi Konten Instagram.
Kedua
dan terakhir, pastikan Anda berinteraksi dengan mereka, lakukan
engagement!
Jika mereka like konten Anda, sempatkan beberapa saat
untuk like
posting mereka. Namun jangan terlalu sering!
Terlebih,
jangan pernah mengabaikan comment dan DM! Balas pesan
mereka!
Indikasi ini bisa Anda pakai karena mereka yang mengirim
pesan
pasti ingin mengetahui lebih dalam tentang Anda.
#3
Decision Stage (Tahap Penentuan)
Saya
berikan suatu gambaran dan rahasia dari pengamatan dan
penelitian
yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar tentang
perilaku
konsumen. Tapi jangan kaget karena saya bukan The Nun!
Hampir
semua atau lebih dari 90% pengguna Instagram akan
menentukan
apakah mereka akan membeli produk atau tidak setelah
mereka
melihat konten yang Anda upload. Saat Anda memberikan
konten
yang berkualitas dan bisa menarik perhatian, mereka akan
datang
dan melakukan pertimbangan untuk membeli produk yang ada
dalam
konten.
Syarat
customers akan melakukan pembelian dan closing hanya satu,
konten
yang berkualitas. Dengan kualitas konten tersebut, mereka akan
tertarik
dan penasaran dengan produk apa itu dan bagaimana
manfaatnya.
Jangan
lupa dengan adanya visual yang sempurna itu, pastikan untuk
menyisipkan
caption yang nendang juga! Sehingga followers, fans, dan
customer
Anda tahu apa yang sedang Anda tawarkan ini.
#4
Conversion Stage (Tahap konversi)
Anda
sudah berhasil mendapatkan customers, mendapat engagement
dari
interaksi Anda dengan followers, fans, dan customers, memberikan
deskripsi
yang kuat pada caption sehingga penawaran Anda laku.
Sepertinya
semua sudah berjalan lancar. Namun apakah Anda
menjamin
bahwa mereka akan kembali untuk membeli produk Anda?
Prinsip
yang sudah diketahui oleh banyak orang adalah memulai lebih
mudah
daripada mempertahankan. Meraih suatu hal itu lebih mudah,
namun
bagaimana kita mempertahankan apa yang sudah kita raih itulah
yang
menjadi hambatan.
Saya
punya beberapa cara agar customers Anda menjadi customer
yang
loyal. Pertama, pastikan Anda menyuruh mereka untuk berkunjung
ke
website Anda dan subscribe dalam email list. Email yang sudah
masuk
itu adalah sebuah prospek yang bisa Anda maksimalkan untuk
dipertahankan
atau bahkan untuk pembeli baru.
Kedua,
gunakan fitur terbaru dari Instagram Shoppable post! Dengan
demikian,
Anda akan memberikan kenyamanan customers karena
mereka
tidak perlu keluar dari aplikasi untuk melakukan transaksi. Anda
bisa
menandai foto tersebut dengan nama barang dan juga harga.
Mungkin
saja Instagram saat ini tengah mengembangkan algoritma yang
digunakan
untuk mencatat jumlah pembelian yang sudah terjadi.
Sehingga,
Anda tidak repot-repot untuk mencatatnya secara manual.
Tentunya,
jika itu terjadi perkembangan bisnis Anda akan semakin
terlihat.
Dengan melihat analisa dari apa yang sudah terjual, Anda akan
mendapat
pengetahuan tentang produk yang menjadi best-seller Anda
sehingga
Anda bisa meningkatkan produksi produk yang memenuhi
standard tersebut.
0 Comments